Kakao merupakan tanaman perkebunan yang saat ini banyak diusahakan oleh perkebunan rakyat. Dalam sistem budidayanya tanaman ini memerlukan pengelolaan khusus dibandingkan tanaman lain. Salah satu yang perlu dilakukan adalah perlunya pemangkasan yang harus dilakukan secara rutin. Jika kegiatan ini tidak dilakukan secara rutin maka akan berdampak serius bagi penurunan prodiktivitas kakao.
Pada awal produksi bagi tanaman muda asal biji biasanya cukup tinggi, namun seiring berjalannya waktu, tanpa pengelolaan yang tepat maka hama dan penyakit akan banyak terdapat pada tanaman ini. salah satu pengelolaan dimaksud adalah pemangkasan tanaman. Tanpa pemangkasan kondisi tanaman menjadi rimbun sehingga berpengaruh pada iklim mikro, terutama kelembaban. Dengan faktor tersebut maka hama penyakit lebih mudah berkembang.
Salah satu penyebab tanaman kakao banyak terserang hama penyakit adalah adanya buah sepanjang tahun sehingga makanan bagi hama selalu tersedia, sehingga siklus hama berjalan terus menerus.
Untuk mengatasi tanaman kakao yang produktivitasnya menurun, ada teknik rehabilitasi yaitu dengan cara sambung samping. Teknik sambung samping banyak digunakan karena perkembangan dan pertumbuhan tanamabih cepat, sehingga dalam jangka waktu satu tahun tanaman sudah dapat berbuah. Produktivitas tanaman yang semula nyaris 0 kg/ha/th dapat meningkat signifikan menjadi 2,5 ton/ha/th.
Semangat budidaya kakao mengalami penurunan sejak awal tahun 2005, hal ini disebabkan oleh serangan hama dan penyakit yang banyak dialami petani. hama dan penyakit yang banyak menyerang diperkebunan kakao antara lain: Penggerek Buah kakao, Helopeltis, Tupai, Busuk buah dan beberapa penyakit lain. hal ini karena budidaya kakao yang kurang tepat.
Sejak awal tahun 2006, salaj satu petani kakao yang berada di Kabupaten Berau yaitu berasal dari Kampung Tumbit Melayu yang bernama Bapak Jamal mempunyai pengalaman tentang rehabilitasi kakao tua yang tidak produktif karena serangan hama dan penyakit tersebut yaitu dengan sistem sambung samping.
Dengan berbekal klon Sulawesi 1 dan Sulawesi 2 yang berasal dari sungai Nyamuk, Bapak Jamal mulai mencoba menyambung beberapa tanaman kakao yang berada disekitar rumah. nah hasil sambungan inilah yang akan menjadi cikal bakal sumber entres bagi petani lain dalam merabilitasi tanaman kakaonya.
Terkait dengan sambung samping akan saya coba tulis detail di halaman lain. semoga kakao tetap menjadi andalan petani dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. kejayaan kakao kejayaan berau semoga terwujud.
Rehabilitasi Tanaman Kakao yang tidak Produktif dengan metode Sambung Ssamping:
Mengapa Tanaman kakao harus direhabilitasi?, untuk menjawab pertanyaan tersebut maka saya akan menunjukkan gambar nyata dibawah ini:
Kakao di Kebun Suaran Kab. Berau Kaltim, 2011
Dari gambar tersebut maka kita dapat mengambil beberapa poin penting:
1. Tidak Produktif (banyak faktor: budidaya, klon dsb), ditunjukkan dengan tidak ada buah
2. Serangan hama penyakit tinggi, utamanya penyakit VSD, daun banyak rontok pada bagian pucuk
maka dari hasil pengamatan tersebut dapat kita simpulkan bahwa kakao tersebut tidak baik, sehingga perlu ada tindakan agar kakao kembali produktif. salah satu hal yang dapat dilakukan yaitu dengan teknik sambung samping. dalam sambung samping yang menjadi perhatian pada tanaman yang sudah ada adalah kesehatan dari batang pokok. jika batang masih baik maka sangat layak untuk dilakukan rehabilitasi.
Kakao hasil sambung samping di Meraang Kabupaten Berau Kaltim, 2010
Sambung Samping Tanaman Kakao
Tanaman kakao yang pengelolaannya tidak baik umumnya memiliki produksi yang rendah. Masalah rendahnya produktivitas tanaman merupakan masalah klasik yang hingga kini masih dihadapi pada tanaman kakao. Secara umum rata-rata produktivitas kakao Indonesia sebesar 900 kg/ha/thn, masih jauh dibawah rata-rata potensi yang diharapkan sebesar 2000 kg/ha/thn. Penyebab rendahnya produktivitas kakao di Indonesia antara lain: penyakit VSD, serangan penyakit busuk buah kakao (Phytophthora palmivora), Hama penggerek buah kakao (PBK), Helopeltis dll.selain itu budidaya yang tidak tepat juga menjadi faktor yang berpengaruh terhadap pruduktivitas kakao.
Tanaman kakao yang tidak produktif dapat di"ubah" menjadi produktif dengan cara sambung samping. Ada beberapa syarat tanaman kakao dapat disambung samping, diantaranya:
Syarat Batang bawah
1. kulitnya dapat terpisah dari jaringan kayu secara sempurna (mudah dikelupas)2. kambiumnya masih aktif (pada jaringan kayu yang telah dikupas terasa berlendir dan licin)
Syarat Batang atas - Entres
selain persyaratan batang bawah, ada persyaratan untuk dapat digunakan sebagai batang atas (entres) yang akan disambungkan. syarat entres adalah:1. terbukti berproduksi tinggi (di Berau digunakan Sulawesi 1 dan 2) dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit utama pada tanaman kakao (dapat dilihat dari deskripsi masing-masing klon)
2. tidak terserang hama (Helopeltis) dan penyakit (VSD)
3. umumnya entres memiliki ukuran sebesar batang pensil (ukuran lain dapat di coba)
4. tidak terlalu tua atau muda, dapat dilihat dari warna kulit batang hijau kecoklatan. (berdasarkan pengalaman batang yang relatif muda/warna hijau persentase hidupnya lebih besar-silahkan dicoba)
Cara Pelaksanaan Sambung samping:
Bahan dan Alat: Pisau okulasi (harus tajam dan bersih), tali rafia, plastik gula ukuran 1 kg, dan entresPelaksanaan:
.........bersambung